Hidup Di Perantauan

Awal begitu ragu namun sekarang gue tau kenapa orang harus bisa jauh atau lepas dari orang tua dengan cara merantau... . Ini adalah kisah gue kenapa gue sampai berada di pulau Borneo ini .

Awal Kisah gue turun di medan perang ini pada April 2010 gue mendarat persis dipunggung kota Sampit Kalimantan tengah. Persisnya dirumah saudara gue sebut saja Arifin, dia bekerja disebuah intansi kesatuan POLRI. Awalnya gue di pingit selama kurang lebih sebulan untuk membiasakan diri dan mengenal lingkungan.
Singkatnya, akhirnya saya masuk ke kerja salah satu perusahan anak Sinar Mas. Hidup ditengah hutan, mandi dikali warung jauuuuuh dan akses susah bahkan sinyal aja ogah mampir, sayang bendera putih harus gue kibarin...... Akhirnya gue tinggal lagi dirumah Saudara gue Arifin gkk lebih dari sebulan gue akhirnya kerja lagi di subuah perusahaan Pockpan Jaya Farm lagi- lagi ... (gkk tahan bro kerja malem trus... ).

Hampir 3 bulan gue jadi merbot tua di Masjid perum saudara gue, ternyata nasib baik masih mo juga mampir ke gue, gue pun masuk di PT.BWPLANTATION sebagai purchasing sampai sekarang .

Hidup tak semudah membalikkan telapak tangan bro.. gue harus kerja Extra keras demi masa depan yang lebih baik. ( hihihi padahal gkk baik- baik nie... ). Tapi gue bangga sama diri gue ndiri .

Tapi setidaknya gue gkk minta jajan sama ortu gue z... ( maluu kaleee minta truss... ). Gue ucapin banyak terimakasih buat saudara gue Arifin, klo bukan karna dia mungkin gue gkk seperti saat sekarang ini.

Pahit manis hidup diperantauan udah gue telan tapi itu belum semua karena gue yakin didepan ada masih banyak lagi yang mesti gue lalui.

Thanks buat para penyemangat my God,my family, friend, and someone else..ini adalah Ceritaku Apa ceritamu

Kesetiaan Cinta

Biarlah sang penguasa malam menjemput kesetiaanku kepada siang dan bunga- bunga tidur mengawiniku dalam mimpi. Aku telah mewariskan cinta pada gadis muda KUTILANGCA, namun cintanya mencari kehangatan cinta yang lain. Dan kini penyesalan seperti air pada wajan panas tapi kesetiaanku laksana akar setia pada pohonnya.

Disaat para bintang malam menyambut bulan dan matahari dewa cahaya menyelesaikan tugasnya aku yang duduk di teras rumah Allah diemani nyanyian dari para gereja dan kidung do’a dari celah- celah wihara menghayati betapa setianya akar pada pohonnya dan Jibril pada Tuhannya.

Kemudianaku bertanya pada diriku sendiri “ mengapa kau tak mencoba setia seperti mereka ? “ lalu kujawab “ aku telah setia kepadanya tapi gugurnya cinta yang telah tertanam lebih cepat disbanding datangnya musim semi”.

Kurasa taka da keabadian didunia ini , namum Kahlil Gibran berkata lain “keabadian tak berarti apa- apa kecuali cinta karena cinta adalah keabadian itu sendiri ।

Renungan Malam Minggu di hutan Kalimantan

Malam hanya akan mendatangkan kegelapan dan siang hanya kan memberikan angan. Ketika sebuah pedoman menjadi sebuah ujian maka kau adalah satu- satunya jawaban yang akan menjadi pendamping bagi mereka kalimat yang tak bertuan.

Malem ini akan terasa panjang bagiku, karena bulan dan bintang hanya bercanda dengan mereka para bintang lainnya, akan sangat sulit bila kutitipkan rinduku walau hanya setetes embun dan secuil kurma. Itu alasan kenapa aku harus bercerita karena memang aku hanya sendiri dan kau pun takkan tahu bahwa aku butuh seiris perhatian darimu.

Setidaknya aku masih mencoba mencuri pandang dari sudut yang sangat jauh dari hatimu, bukan aku pengecut hanya saja aku takut kau berlari seperti sebuah angin yang tak pernah perduli keberadaan hari ini. Jika ada sebuah lorong waktu yang bisa membuatku kembali dan mengawali lagi pertemuan itu, maka aku kan jadikan kau menjadi seorang putri diantara jerit derita kebahagiaanku.

Tahu kah kau gunung yang kudaki dan tebing yang kuhadapi, itu semua tak menyurutkan niatku untuk bisa membuatmu percaya bahwa cinta akan bicara pada saatnya. Akan ku nyayikan sedikit syair lagu yang dulu membuatmu terlelap, dan nyayian doa yang membuatmu semakin kuat agar mata hatimu terbuka walau kecil tapi harapan itu kuingin tetap ada.

Aku hanya ingin kau mengerti bahwa setengah jiwaku tlah lama tertinggal menepi di sekitar hatimu dan kau tak lagi mau tahu.

Aku pun mengerti sekarang kau sudah ada pendamping yang bisa memberikanmu perhatian lebih dibandingkan aku karena memang jarak dan waku kita tlah berbeda dari sebelumnya. Namun, dia pun tidaklah memilikimu sepenuhnya.

Seperti laut yang setia pada pantainya, bumi pada langitnya begitu juga aku yang setia padamu. Mungkin alam semesta pikiranku bisa menepikan namamu disetengah perjalanan umurku tapi dia takkan mampu untuk menggantikan kehadiranmu dengan kesempurnaan yang kau miliki bagiku.

Malam ini terlau indah untuk ku nikmati sendiri. Semoga renungan malam minggu ini akan menjadi indah di keesokan hari.

Puisi Resiyana Sundari 2, 2005

          Dia yang menjadi angin membius pantai, dia yang menjadikan langit menangis dan dia juga yang menjadikan daratan tertawa. Karna dia setelah Tuhan dan keluargaku yang membuatku bisa hidup dengan keriangan dan pengharapan datangnya keajaiban Tuhan.

Cinta Butuh Pengorbanan, Karena Cinta bukan hanya sebuah kata malainkan tindakan.